Peneliti Indonesia di MIT Ciptakan Solusi Panel Surya Ramah Lingkungan dan Terjangkau

Amerika, kerjawoow.com Di tengah eskalasi krisis iklim global, upaya pencarian solusi panel surya dengan energi yang ramah lingkungan semakin menjadi fokus para peneliti . Salah satu di antara mereka adalah Noor Titan Putri Hartono, seorang peneliti berbakat asal Indonesia yang menekuni risetnya di Laboratorium Riset Photovoltaic Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Boston, AS.
Dengan semangat yang membara dan canda yang mengalir seperti sungai, Titan bercerita tentang perjalanannya dalam menciptakan solusi untuk pemerataan akses listrik di Indonesia. “Seru banget sih kayak nyampur-nyampur, kayak gimana ya kalau misalkan aku tambahi itu, oke order material baru” tuturnya sembari tersenyum cerah.
Titan telah menggeluti penelitian material panel surya selama lima tahun sejak memulai studi pascasarjana di MIT. “Karena saat ini kan harganya mahal banget nih, dan susah banget kalau misalkan kita pingin punya di Indonesia,” ungkapnya. Keyakinannya terhadap potensi teknologi panel surya sebagai kunci pemerataan akses listrik di Indonesia semakin membara, tidak hanya karena aspek ramah lingkungan tetapi juga kemampuannya dalam menciptakan microgrid yang meratakan distribusi listrik di berbagai pulau.
Pencarian Titan tidak berhenti di situ. Dia kemudian memfokuskan penelitiannya pada material perovskite sebagai alternatif murah untuk panel surya, mengatasi kendala harga tinggi dan stabilitas. “Kalau kita lihat panel surya di market gitu, kan rata-rata kebanyakan, sekitar 80 persennya itu dari silikon. Tapi silikon itu, salah satu drawback-nya dia lumayan mahal… Kalau perovskite ini, dia diprediksi harganya bisa jadi lebih murah, dan efisiensinya itu udah comparable sama silikon,” paparnya dengan semangat yang menggebu.
Perjalanan Titan tidaklah mudah. Dengan kesabaran dan ketekunan, dia berhasil menciptakan komposisi perovskite yang lebih stabil. “Menemukan formula perovskite yang stabil lantas menjadi fokus utama Titan,” di tengah perjalanan yang panjang menuju tahap produksi massal.

Mentornya, Shijing Sun, sangat kagum terhadap dedikasi Titan di laboratorium. “Tak diragukan lagi, Titan adalah peneliti yang sangat berbakat. Ia selalu menemukan solusi atas berbagai masalah sulit,” ujarnya. Sun yakin penemuan Titan membawa potensi untuk produksi skala besar teknologi panel surya baru, yang ringan, fleksibel, dan terjangkau.
Meskipun telah meraih gelar PhD dari MIT, Titan tidak berhenti di situ. Dia berencana melanjutkan penelitiannya ke Jerman untuk terus mengembangkan solusi energi terbarukan yang murah dan mudah diakses masyarakat. “Jadi, don’t be discouraged kalau misalkan kita stuck dalam satu hal untuk waktu yang agak lama. Small steps matter,” pesannya bagi siapa pun yang ingin menapaki karier sebagai peneliti yang peduli dengan masa depan energi bersih.
Titan Putri Hartono menjadi salah satu contoh gemilang dari generasi muda Indonesia yang tidak hanya berpotensi besar dalam dunia riset global tetapi juga memiliki semangat untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Semangat Titan memberikan harapan baru dalam perjuangan menciptakan dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan. (*)










